Posts

Showing posts from September, 2015

Surat yang Berujung Biasa Saja

Surat yang berujung biasa saja Bzzt, bzzzt. Telepon genggamku bergetar. Ada sebuah pengingat yang menjadi penyebab getaran tersebut. Pengingat itu bertuliskan “Cek email”. Aku tahu pengingat ini sudah mengingatkanku di waktu yang semestinya. Tanggal 16 setiap bulannya.  Dengan gerakan lemah tanpa semangat, aku mengusap-usap layar smartphone ini hingga menuju kotak email ku. Benar saja, memang ada sebuah pesan baru. Anehnya, pesan rutin yang selalu kudapat tanggal 16 ini selalu tersasar di kotak spam. Itu sebabnya aku menggunakan pengingat untuk mengingatkanku akan pesan tersebut. Aku membaca email yang tak lain dan tidak bukan adalah dari kekasihku. Teruntuk Melati, di tempat.

" Semangaat! ", the power of simple words

Image
di malam yang sesunyi ini, aku sendiri, tiada yang menemani. ayuk cerita! mungkin udah kebiasaan kita ya, berbasa-basi dengan temen atau siapapun. "makasih", "sama-sama", "maaf", "hati-hati", "semangat", dan lain lain. kadang kita menyebutkan kata-kata itu dengan begitu saja. bukannya bermaksud tidak tulus, hanya saja memang secara otomatis sudah terucapkan walaupun kita ngga terlalu sungguh-sungguh mengucapkannya. bilang 'makasih' sambil liat hp, bilang 'hati-hati' sambil jogging. kita juga sebagai orang yang diucapin itu sebenernya biasa aja. kita ngga terharu oleh ucapan "makasih" nya. ngga baper lagi kalo udah disemangatin *masih sih* *gimana yak*. semuanya udah flat, begitu saja. good manners, but that's all. udah. gitu aja. tapi ternyataaaa....nggak cuma 'udah-gitu-aja' lho. entahlah, aku pribadi, jujur, masih sering mengucapkan kata-kata itu dengan sepenuh hati. mungkin saat aku nguc

tertekan

aku bangun dari tidur. dalam perasaan tertekan. aku bangun dari tidur. dalam tanggung jawab yang besar. rasa sakit ini harus dibayar.

Interpretasi puisi : Aku Ingin, karya Sapardi Djoko Damono

Image
Sapardi Djoko Damono Aku Ingin Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu Kepada api yang menjadikannya abu Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Dengan isyarat yang tak sempat Disampaikan Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada. Hai, teman-teman. Saya kembali menulis! Kali ini saya pengen nulis dengan..sedikit ‘tujuan’. Selama ini kan Cuma nulis sambil numpang joget dan tjurhat. Kali ini saya coba membuat tulisan yang kira-kira bisa bermanfaat untuk kemampuan kita berumah tangga, eh, berkehidupan nantinya. Sebelumnya, apa sih itu interpretasi puisi? Interpretasi puisi itu..sebenernya adalah menjelaskan apa sih arti dari puisi itu. yang kita tahu, puisi biasanya disusun dengan padanan kata-kata yang indah tapi dalam otak kita biasanya ngomong “ini apa maksudnya?”. Jadi dengan membaca sebuah interpretasi puisi, pikiran kita bisa terbuka untuk memahami puisi tersebut, last but not least, “oh, ngono toh.”