Khilaf

saya pernah menjalani hubungan yang "hanya" berdurasi 1 bulan
lebih dari sekali
dan kalau diingat-ingat,
lucu sekali.



00.20 WIB, 21/06/2019
Waktu untuk menulis : 40 menit
Dimulai dari, sekarang!
--
Let me tell you a story, tengah-tengah malam begini.


Kemarin seorang sahabat dari bangku sekolah menelepon. Dia tjurhat tentang ketakutannya untuk berkomitmen dengan cowok yang lagi dekat dengannya, padahal deep inside dia juga sudah suka dengan cowok tersebut. Setelah aku memberi komentar panjang lebar, kami mulai OOT dan malah nostalgia. Yang paling lucu adalah ketika kami nostalgia akan hubungan-hubungan khilaf yang pernah aku alami semasa SMA. Nah, malam ini entah kenapa aku ketawa lagi mengingat cerita itu. Jadi, coba anda-anda simak cerita berikut.

Dulu aku pernah punya hubungan yang terjadi ketika aku bimbel intensif di salah satu lembaga bimbel ternama, sebut saja Gajah Operasi atau disingkat sebagai GO..

Nah ini temen-temen SMA ku pasti udah tau aku mau cerita apa, hahaha.

Iyah, aku dulu seperti remaja-remaja muda lainnya les bimbel di GO ini. Seperti yang kita ketahui bersama, di GO ini kita bisa lebih bebas dalam berekspresi, eh maksudnya dalam belajar. Kita bisa belajar di dalam kelas, dekat resepsionis, ruang dapur dan lain-lain. Tentor-tentornya juga sangat baik dan bisa memberi kita waktu-waktu privat untuk belajar. Menyenangkan sekali, bukan?

Dengan metode seperti itu, tentu kepintaran kita dihasilkan dari kemauan dari dalam diri sendiri untuk belajar. Yang rajin, ya sering belajar. Yang malas, ya tetep dapet kuliah juga sih. Nah, ada satu orang yang aku perhatiin seriiiiing banget belajar sendiri di selasar belajar lantai 1.  Aku perhatiin terus nih. Berawal dari tatap, indah hatimu memikat. " Ih, rajin yah dia. Belajar tiap hari. ". Padahal aku nggak kenal dia siapa, dari kelas apa, ikut program Reguler atau Eksklusif (halah). Aku cuma tau kalau dia cuma cowok berkacamata, berwajah serius dan rajin belajar.

Sampai akhirnya ternyata oh ternyata, cowok misterius ini adalah temennya temen sekelasku. Nah, ada celah ni, mari keluarkan jurus. " Eh, kenalin lah aku sama temanmu itu. " ujarku. Akhirnya, dengan segala skenario terstruktur, aku dan dia bisa bertukar pin BBM. Dan kebetulan banget nih, kebetulan banget. Aku cerita aku lagi pengen banget nonton the Amazing Spiderman 2 yang lagi hip banget waktu itu tapi ga punya temen. Dia juga cerita dia mengalami hal yang sama. Ciye-ciye-ciye. As expected, kami pun berencana untuk nonton bareng.

Image result for the amazing spiderman 2 movie poster
gara-gara spiderman

Well, that escalated quickly, kan? Baru tukeran pin BBM, langsung mau nonton bareng. Memang aku wanita yang gegabah.

Dan hari itu pun beneran datang. Kami jalan bareng, ke mall yang deket dengan tempat les. Wah, gila sih. Walaupun baru kenal, kami bener-bener ngobrolnya nyambung banget. Nyambung parah. Ketawa ga berhenti-berhenti. Saling nyimak cerita satu sama lain. Sharing tentang passion yang sama dan yang beda. Bener-bener sangat menyenangkan. I'm amazed.

Singkat cerita hanya kurun waktu beberapa hari saja, cowok berkacamata rajin belajar ini jadi pacarku.

Hahahahaha, lanjutin nggak nih ceritanya?

Iya, kami berpacaran dengan sangat sangat bahagia. Wah, seantero GO cabang Ahmad Yani mungkin sadar dengan kebersamaan kami. Sampe kakak-kakak staf dan tentor sudah tau kalau kami pacaran. Ya gimana, tiap menit dan detik di GO selalu bareng. Istirahat, belajar bareng, pulang bareng. Tipikal bucin SMA deh. Semakin berjalan hubungan ini, banyak kebetulan dan kondisi-kondisi yang mendukung membuat aku bener-bener mabuk asmara, Aku semakin ngerasa " wah, he's the one, nih. Aku banget. We're meant to be together, deh. ".

Kisah bahagia ini terus berjalan tanpa sandungan. Seiring berjalannya waktu, tujuan kami bimbel di GO yaitu untuk dapat PTN yang diinginkan pun semakin dekat. Hasil SNMPTN (Undangan) diumumkan. Aku lulus, dia tidak. Aku sudah dapat UGM, dia masih bekerja keras untuk ITB. Melihat kondisi tersebut, aku berusaha menjadi pacar yang suportif. Hubungan kami merenggang. SBMPTN (tes tulis) semakin dekat, dan dia semakin giat belajar. Aku harus rela dicuekin seharian. Tidak apa, sayang. Yang penting jangan lupa pulang.

Tapi waktu itu, ketika aku pengen ngasi dukungan berupa mengantarkan martabak manis ketika dia belajar, semua berubah. Dia kaget aku datang, dan martabak yang aku berikan tidak diterima dengan baik. Aku menangis sejadi-jadinya. Dan terang saja, sesampainya aku di rumah, dia ngirim BBM minta putus.

Jeder.

Aku lupa detail chat nya. Yang jelas, ini yang paling aku ingat :

Aku nggak tahu aku ngapain, kenapa ini semua bisa terjadi. Menurutku ini semua terlalu cepat.

Lalu aku nggak bisa menghindar. Aku diputusin pas lagi sayang-sayangnya. Aku stres parah waktu itu. Kerjaanku cuma bisa nangis dan makan. Banyak hal yang masih aku pendam. Aku marah, aku nggak terima.. aku.. masih sayang :( tapi aku belum bisa ungkapin semuanya karena dia udah kabur duluan.

Dengan pemaksaan yang berlebihan, aku akhirnya bisa ketemu dia lagi setelah SBMPTN selesai. Pengen minta penjelasan gitu. Kenapa aku ditinggalin dan lain-lain.

Jawaban dia juga sama.

Aku nggak tahu kenapa aku bisa gitu

Dia hanya benar-benar khilaf saat jatuh cinta padaku.

Di perspektifku sebagai siswi labil pada umumnya, ini nggak masuk akal. Tapi, setelah 5 tahun kemudian ini, aku baru sadar kalau semua yang terjadi itu wajar aja sih.

Cinta itu memang begitu. We're too excited, feels like in a rush. Kebahagiaan yang menjalar bikin kita kurang waras. Kita terlalu terbawa suasana. Sampai akhirnya, ketika suasana tiba-tiba berubah, kita seperti bangun dari pengaruh hipnotis hanya dengan sekali jentikan. " Aku dimana ya? Aku lagi ngapain? Tadi aku bilang apa? "

Kasihan dia sudah khilaf punya kisah dengan saya. Hahaha.

Sekian cerita malam ini. Udah lama banget ye, ga cerita-cerita ringan gini. Walaupun jijik gimana gitu nulisnya, hahaha. See you on the next post!

'Cause we're young and we're reckless
We'll take this way too far
It'll leave you breathless
Or with a nasty scar

- Blank Space, Taylor Swift -

---

01.06 WIB 21/06/19
Aku memang kurang disiplin.




Comments

Popular posts from this blog

music is in you, isn't it?

Interpretasi puisi : Aku Ingin, karya Sapardi Djoko Damono

don't judge me if you don't know me