Being in social media nowadays..

 Selamat malam!

Hari ini adalah hari terakhir dari long weekend perayaan imlek tanggal 12 kemarin. Besok kita akan mulai bekerja seperti normal. Atau seperti "new" normal. Atau.. seperti "not-so-new" normal?

Benar. Kata-kata normal itu rasanya udah bergeser yah, setelah terhitung kurang lebih setahun kita hidup di dalam situasi pandemi. Banyak hal yang berubah, terlalu banyak sampai aku mau bertanya : Apa sih yang masih sama?

Kali ini yang mau aku ceritakan tentang hal yang tidak lagi sama adalah Sosial Media. Kalau kita berkaca ke 10, 5 atau malah 2 tahun yang lalu, habit bersosial media kita sudah beergeeseerr jauhhh rasanya. 

How I was on Social Media..

Aku pertama kali main sosmed sekitar........ 12 tahun yang lalu? Wah, kayak lama, ya. Sosmed yang pertama kali aku pakai yaitu friendster. Hahahaha. Tapi, karena waktu itu aku masih SD, aku enggak paham sama sekali cara kerja sosmed, jadi mungkin yang bisa terhitung pengalamanku bermain dan 'paham' sosmed adalah ketika memiliki akun di aplikasi Facebook.

Hampir setiap hari aku update status Facebook, layaknya remaja pada umumnya kala itu. Aku dibekali mama sebuah Blackberry Gemini, yang kami beli dalam kondisi second. Warnanya ungu, hmm lucu kali. Tentu saja dengan memiliki Blackberry, aku juga ikut tenggelam dalam dunia per-BB-an. BBM, kirim-kirim broadcast, update "is listening to", dan pasang nama pacar di status.

Facebook, BB dan blogging, mereka semua dalam satu timeline, yaitu ketika aku SMP - SMA. Oh iya, tidak lupa juga Twitter. Serunya menggunakan Uber Twitter atau Twitter for Blackberry. Kalo mau screenshot, pake Munch Screen yang berbunyi "Krauukkk" pas dipake.

kraukk

Setelah masa Blackberry berlalu, aku beralih ke Android dan menggunakan LINE Messenger. Ini sudah masuk masa kuliah. Posting tulisan di LINE, update lokasi dan jam tidur di Path, dan mulai main Instagram. Aku termasuk lumayan telat sih, buat main Instagram. Tapi masuk ke Instagram, it became my main social media. 

Sekarang sudah bergeser lagi, meninggalkan LINE dan beralih ke Whatsapp. Dari tulisanku ini, ada pergeseran drastis sekitar 3 kali yah. Mungkin dapat disimpulkan kalau dalam kurun waktu 3-5 tahun, kebiasaan bersosial media kita udah berubah total. Banyak faktor yang membuat ini berubah. Menurutku, faktor yang paling besar adalah karena perkembangan teknologi. Semakin menarik fitur yang ditawarkan, semakin besar kemungkinan sosmed itu menjadi "hype". 

Tapi ternyata, selain fitur yang menarik, faktor eksternal yang sangat mempengaruhi aku saat ini ya.. karena pandemi. Semua salah pandemi! Hahaha. Sebelum pandemi aku sudah bisa tuh, enggak main instagram dan twitter. Tapi sekarang, karena terlalu banyak waktu yang harus dihabiskan di rumah, tentu saja, sosial media adalah pelampiasannya.

Sekarang.. kita masuk ke inti tulisan ini (panjang ya prolog nya). How it feels like, being in social media nowadays?

Being in social media nowadays...

Yang pertama, aku bingung. Bingung.. kok orang banyak yang berantem ya?!! Hahaha. Aku sudah beberapa tahun ninggalin twitter, lalu aku kembali lagi. Jujur, orang-orang tuh saling berantem, berdebat, mempertahankan opininya masing-masing. Dari waktu ke waktu, hal yang diperdebatkan itu berbeda-beda. Misalnya, yang lagi diperdebatkan saat ini banget nih, pas aku lagi nulis ini.. adalah seorang wanita yang menetapkan gaji 250 juta per-bulan sebagai kriteria calon pasangannya. Boom. Banyak orang lagi memperdebatkan itu sekarang.

trus rame

Pertanyaanku.. kenapa?? Kenapa terlalu kekeuh mempertahankan pendapat, bahkan sampe ngata-ngatain, pada orang yang enggak dikenal???


Yang kedua, aku kasihan. Banyak banget kasus baru gara-gara sesuatu viral di sosial media. Ada yang protes sama layanan sebuah toko, jadi kasus. Ada yang sombongin hartanya, jadi kasus. Kadang aku kasihan aja, sih. Karena menurutku, kesalahan-kesalahan itu bukan karena orangnya, tapi karena itu di-upload. Serius deh, apapun yang viral, sebenernya bisa enggak viral kalo engga di-upload! Jadi daripada nyusahin diri sendiri.. sudahlah..

 Yang ketiga, aku enggak berselera. Nggak tahu.. sulit aja gitu sekarang mau update banyak hal. Kayak.. nggak nyaman aja. Padahal dulu aku selalu update stories tiap hari. Sebenernya sesekali kepikiran, "update ini ah". Tapi, setelah dieksekusi, langsung ngerasa " emangnya perlu diupdate? buat apa? ". Akhirnya, batal deh. Hahaha.

Sebenernya simply ketika kita upload sesuatu ke sosial media, we're seeking for attention. Mungkin yang aku rasakan adalah, that kind of attention is not what I want anymore. Jadi saat ini, apa yang aku upload mostly hanyalah publish hasil karyaku aja, entah lagi nyanyi-nyanyi lucu atau posting blog begini.

Seperti yang aku tulis di bio Instagramku,

This page is only a media, not for social purpose

Ini cuma media doang, tempat naruh hal-hal. Aku tidak gunakan untuk bersosialisasi, ataupun memenuhi kebutuhan sosialku.

Not everything on social media is real. What people do on social media really don't represent their personality or their life. Semoga orang-orang bisa sadar ini...


Mungkin itu kenapa aku tidak cerita, berdebat dan sekedar ngobrol-ngobrol di sosmed (kecuali WhatsApp atau apapun sebagai messenger app ya, ga mungkin itu ga dipakai buat bersosialisasi). 

Sekian cerita pergeseran drastis dari habit bersosial mediaku akhir-akhir ini. Pasti akan berubah sih, mungkin 3 tahun kedepan. We'll see.

Kalau kamu gimana?




Source pic :

https://yyberry.wordpress.com/2011/07/04/app-screen-mucher-v2-0-6-full-version/



Comments

Popular posts from this blog

music is in you, isn't it?

Interpretasi puisi : Aku Ingin, karya Sapardi Djoko Damono

don't judge me if you don't know me