roman picisan

Roman picisan.

“malam malam ku bagai malam seribu bintang yang terbentang diangkasa bila kau disini. “

Yah, itu adalah penggalan lagunya dewa 19, pas ahmad dhani masih normal. Dia belum gila, dan dul bahkan belum dibeliin sepeda.  Judulnya “roman picisan”. Agak terlalu kentara kalau dilihat judul lagunya sekarang “teng neng nong neng”. Oke guys, tapi aku bukan mau bahas itu.
Bagi yang ga tau arti “roman picisan” itu apa, ga perlu buka kamus, apalagi buka pembahasan soal soal simak UI. Aku bakal jelasin ke kalian, live! Secara langsung! Bukan janji, bukan visi misi.
roman itu adalah....oke, pass. Aku lupa. tunggu, aku buka kamus dulu.
Roman; karangan cerita prosa yang melukiskan perbuatan pelakunya menurut watak dan isi jiwa masing masing. Masih ga ngerti? Anggap aja, roman itu “cerita dari sebuah tokoh”. Sementara picisan? Picisan itu..semacam klise. Yah, begitulah. Picisan, rendahan.
Karena yang nyanyiin dewa19, jadi maksud dhani adalah cerita cinta yang klise. Cerita cinta yang rendahan. Kalau bisa dibilang, cerita cinta yang ftv punya.

I love ftv, like so much!


“cintaku tak harus miliki dirimu. “

klise abis kan? Meski pedih mengiris segala janji. Tapi tetep aja, rasanya mau mati. Begitu jugalah dengan kisah cewek yang jadi stoker oplet digemari semua cowok kaya. Kaya, ganteng lagi, perfect. Ditengah tengah cerita bakal ada komplikasi, semisal, ibunya si kaya jijik sama si stoker oplet trus ngebakar pull oplet tersebut. Si cowok kaya yang lagi magang di kantor pemadam kebakaran panik. Akhirnya dia telpon si cewek untuk kabur dari situ. Ujung-ujungnya, mereka nikah dan bahagia.

Cerita macam apa itu..
Maaf teman teman. ehm. Ulang lagi.

Roman picisan. Sebenarnya kalian pernah gak sih, ngalamin yang namanya roman picisan? Apa ada diantara kalian yang pernah mengalami adegan sebagai berikut...

1.       Kamu lagi buru-buru, jalan di koridor sekolah. Kamu lagi nenteng buku kumpulan soal sukses masuk perguruan tinggi, kira kira agak satu dus. kamu ga ngeliat ada cowok yang juga berjalan cepat dari arah berlawanan. Akhirnya kalian tabrakan. Buku kamu berhamburan. Pena kamu masuk kedalam got. Tapi kamu dan si cowok bertatapan, rebutan mungutin buku soal kamu yang berserakan. Si cowok bilang “maaf”, trus kamu bilang “iya, gapapa. “. Trus si cowok bilang “untuk menebus kesalahan aku, kamu mau gak minum teh es depan sekolah?”, dan kamu bilang “maaf, aku buru buru, mama udah jemput. “, dan kabur gitu aja. Si cowok pun penasaran sama kamu.

2.       Kamu lagi pake high heels, mau latihan drama. peran kamu bukan jadi princess, peran kamu cuma “putri pesta dansa nomor 13”, sebelas duabelas sama peran “pohon nomor 7”. Kamu ga biasa pake heels, trus akhirnya kamu terpeleset. Kamu udah mau terjungkang (maaf ga ketemu kata lain) kebelakang. Eh ternyata dibelakang kamu ada si cowok super ganteng yang paling populer disekolah nangkap kamu dari belakang. Kamu berada di dekapannya. Kalian bertatapan. Trus salting. Si cowok pun penasaran sama kamu.

3.       Kamu jualan bubur, trus kamu mau naik haji. Jadi kamu jualan sampai episode 1005.

Ada yang pernah ngalamin??

Aku jamin, gak ada. (awas kalau ada). Tapi, gak sulit kan untuk membayangkan deskripsi semacam itu? Udah hapal diluar kepala. Tinggal nunggu adegan hamil diluar nikah aja. Padahal, kita gak pernah sama sekali merasakannya. Palingan yang pernah kita alami itu...
1.       Kamu lagi buru-buru, jalan di koridor sekolah. Kamu lagi nenteng buku kumpulan soal sukses masuk perguruan tinggi, kira kira agak satu dus. kamu ga ngeliat ada cowok yang juga berjalan cepat dari arah berlawanan. Akhirnya kalian tabrakan. Buku kamu berhamburan. Pena kamu masuk kedalam got. Trus si cowok bilang, “eh, maaf”. Tapi kamu bilang “woi, jalan tuh pake mata!”. Si cowok pun bilang “santai geng!” dan berlalu. Dan kamu ditinggalin dengan buku buku kamu yang berserakan. Tiba-tiba mama kamu sms dengan huruf kapital “MAU MAMA JEMPUT ATAU DITINGGAL?”
2.       Kamu lagi pake high heels, mau latihan drama. Tapi peran kamu bukan jadi princess, peran kamu cuma “putri pesta dansa nomor 13”, sebelas duabelas sama peran “pohon nomor 7”. Kamu ga biasa pake heels, trus akhirnya kamu terpeleset. Kamu udah mau terjungkang (maaf ga ketemu kata lain) kebelakang. Eh ternyata dibelakang kamu ada si cowok super ganteng yang paling populer disekolah sedang berdiri, menung, dan menyaksikan adegan kamu jatuh terguling-guling. Adegan jatuhnya kamu dengan heels dan dress jadi lelucon satu angkatan.
3.       Kamu ga bisa masak bubur.

Sedih? Nggak juga.

Apakah Fani sendiri pernah merasakannya?

Hmm, yang mana satu? Hidup aku lebih sering kayak sitkom daripada kayak ftv. Jatuh depan umum? Udah sering. Mau pose yang gimana? Menggelantung, mengguling, memantul, udah langganan. Pura pura sekarat, sudah biasa. Hal memalukan terjadi tiap hari. Mungkin itu cara Tuhan biar aku gak bosan hidup.

Tapi jujur, aku juga pernah ngalamin “roman picisan”, yang bener bener kayak ftv. Ini serius. Ada adegan kenalan tak sengaja, adegan kelahi hujan hujan, adegan sakit parah, dan lain-lain. jujur ini cerita yang agak memuntahkan, karena sebenarnya, aku juga jijik. Aku sempat terlena dengan ke-ftv-an hidup aku saat itu. Hidup yang serasa film romantis. Sampai akhirnya, aku mulai mengendus sesuatu. Bahwasanya di balik semua cerita itu, ada sutradara yang licik. Ceritanya mulai nggak beres. Terlalu fiksi, sekaligus terlalu picisan untuk kisah kisah hidup aku yang luar biasa. Jadi, dengan sengaja, aku meng-cut film tadi. Kurang lulus sensor.  Awalnya aku masih peduli akan ada pihak-pihak yang terluka, misalnya si cameraman yang punya anak tiga. Tapi sekarang, aku bersyukur aku memutuskan demikian. Sekaligus menyesal kenapa pernah percaya dengan hal yang demikian. Mendingan saya luka beneran deh, daripada bahagia bahagia palsu begitu.

Dan yang paling aku sadari,
Hidup aku yang kayak “sitkom” lebih membahagiakan daripada “ftv”.

Jadi, aku kembali ke diri aku sendiri. Kisah tadi, acapkali aku anggap nggak ada, nggak pernah terjadi, nggak pernah tayang. aku mungkin nggak pantas memerankan ftv, atau mungkin, ftv yang nggak pantas untuk aku perankan.

Oke, sekian cerita singkat aku saat ini. buat temen temen, percayalah, lebih asikan cerita kalian deh, daripada ftv. Karena kalian yang nyata, disutradarai oleh Tuhan yang maha pengatur lagi maha mengetahui. Bukan lulusan sekolah perfilman atau broadcasting. Waspadai roman picisan, bye!


Popular posts from this blog

music is in you, isn't it?

Interpretasi puisi : Aku Ingin, karya Sapardi Djoko Damono

Ibu yang Tidak Ideal