Mati atau Bersenang-senang

Ini adalah dilema setiap rakyat usia 20-an.

---
Memasuki usia 20, banyak istilah-istilah baru yang menghampiri hidupku. Millenial, quarter-life crisis, dll. Aku semacam masuk ke sebuah "geng" baru di kehidupan sosial--geng "millenials". Aku dan masyarakat berumur 20-an lainnya disatukan, digeneralisir dan dicap memiliki sejuta kesamaan karena kami berada dalam satu geng tersebut. Jadi apabila kamu membaca ini dan kamu juga millenials, wah, kita satu geng!

 Meskipun kita ngga sama sama banget, tapi aku rasa kita punya dilema yang sama terhadap screenshot tweet yang aku tampilkan diatas. Berada di antara " aku ingin menghemat uang " dan " hidupmu cuma sekali " . Dilema ini semakin parah ketika kamu sudah punya penghasilan tetap. Aku ingin begini, aku ingin begitu, aku ingin ini itu banyak sekali. 

Aku sering banget bilang ketika kita punya uang, kita ngerasa punya "power". For me : yes, money can't buy happiness, but it gives you power. Power untuk mengentaskan batas, memperluas pilihan, dan mengecap kebebasan. Seperti yang sering kita denger, " kaya sabeb " (re : bebas). Kemarin aku lihat di instagram pasangan Rachel Vennya dan Niko baru saja beli kucing peliharaan dikirim langsung dari Afrika. Sial, aku juga mikir guling-guling juga ngga kepikiran punya kucing peliharaan dikirim dari Afrika pula.

Kaya sabeb.

Ada yang ingat scene ini di film Spiderman?

Iya, seiring dengan kita memiliki power, maka ada tanggung jawab yang harus kita emban. Mau aku apain nih kekuatan? Ibarat Spiderman yang dilema dengan kekuatannya mau dipake buat balas dendam atau menyelamatkan dunia, kita juga sama. Ini duit mau dipake buat mati-matian atau senang-senang?

Oleh karena itu, dilema tadi muncul. Banyak dari teman-temanku yang menggunakan uang yang sudah dia miliki saat ini untuk mengabulkan mimpi-mimpi yang lahir sejak masih miskin, eh, sekolah. Termasuk aku. Aku baru saja mengeluarkan uangku untuk konser impianku yang udah lama aku idam-idamkan. Ketika aku tahu bahwa Kodaline mau konser di Indonesia, tanpa pikir panjang aku langsung membatin " AKU HARUS NONTON. ". Kenapa bisa tanpa pikir panjang? Ya, karena dalam otakku aku tahu aku punya uang. Aku harus wujudkan apa yang udah aku inginkan ketika aku belum punya uang. I have power to reach my dream! 

senangnyah hatikuh
Tapi tapi tapi. Coba deh, kalau aku pikir lagi. Seandainya uang itu ngga aku pake buat beli tiket konser, kira-kira aku bisa pake buat apa ya? Wah, banyak banget hal lain yang bisa ditebus dengan uang segitu. Apakah aku sudah melakukan hal yang benar?

Fenomena "kaget"nya masyarakat 20-an yang baru punya duit ini membuat tema "financial planning for millenials" jadi ngetrend akhir-akhir ini. Munculnya akun instagran @jouska_id memberi edukasi-edukasi tentang keuangan bagi anak-anak muda, sampai akhirnya kemarin bisa ngadain acara yang mengundang @garyvee , motivator kondang yang super keren untuk jadi pembicara mereka. Kalian harus tahu dua sosok ini. Aku juga menulis ini gara-gara baru nonton video Garyvee, yang menampar kita satu geng--geng 20an. Berikut videonya :

KALIAN HARUS NONTON SAMPAI HABIS

Setelah nonton itu, aku langsung mikir " Gila ya, banyak banget waktu yang aku habiskan untuk sesuatu yang ngga perlu. ". Ngedengerin gimana Gary dimasa mudanya "memaksakan" diri untuk hidup susah dan terus bekerja, melupakan bersenang-senang, ngga shopping sana sini, dan dia sekarang sukses parah. Kita yang berumur 20an ini diminta untuk seperti itu juga. Bodo amat dengan apa yang orang pikirkan dan kerjakan, pokoknya kita berusaha terus, fokus dan jangan terdistraksi dengan keinginan-keinginan tersier kayak belanja, hang out dan lain-lain.

Aku bergidik ngeri mendengar nasehat itu. Apaqa aku harus give up video-video korea yang aku tonton setiap hari? Apaqa aku harus give up sepatu-sepatu yang mau ku beli? Kalo nanya Gary, dia pasti jawab " ya iyalah woi! ". Tapi, tapi, tapi...

---
Yah, begitulah. Aku juga tidak bisa memberi solusi, karena aku juga mengalami dilema yang sama hahaha. Sejauh ini yang kulakukan adalah memaksakan diri untuk menabung dan berinvestasi, tapi tetap belanja tapi yah paling cuma bisa 1-2 item biasa. Tiap orang pasti punya cara manajemen uangnya. Semoga kita masih tetap dan selalu ingat pesan paman Ben tadi. Ketika kita punya power, kita 'terpaksa' harus mengemban tanggung jawab diatasnya. Semua keputusan atas uang kita, ada konsekuensinya. Jadi, kamu milih uangmu untuk mati-matian atau bersenang-senang?

Comments

Popular posts from this blog

music is in you, isn't it?

Interpretasi puisi : Aku Ingin, karya Sapardi Djoko Damono

don't judge me if you don't know me